Regret
Hai kawan, salam kenal. Namaku Hana. Tak banyak yang bisa aku bicarakan di sini. Tapi maukah kamu membaca kisahku? Kisah yang tercipta karena kebodohan seorang pengecut. Maukah? Ku harap kamu tidak menyesal. *** “ Guys, aku balik duluan ya. Gak apa-apa kan?” suara Tari berhasil memecah keheningan di antara kami berempat. Semuanya serempak menoleh ke arahnya. Aku melirik ke arah jam, sekarang sudah pukul setengah sembilan malam. “Kerjaan belum beres, main balik aja lu!” semprot Jeno sedikit terlihat kesal. Aku menghela nafas. “Gak apa-apa, Tari biar pulang duluan aja. Kamu kayak gak tahu aja mamanya kayak gimana, memang kamu mau kena semprot mamanya?” belaku. Jeno tak menjawab. Wajahnya terlihat kusut. Yah wajar, aku rasa Jeno juga kesal karena masalah yang terjadi hari ini. Proposal pengajuan acara untuk pentas seni sekolahku tiba-tiba saja ditolak mentah-mentah oleh pembina OSIS dengan alasan isi proposal yang tidak realistis. Padahal seminggu yang lalu sang pembina OS...