Menjadi Alien di antara Jutaan Manusia atau Menjadi Manusia di antara Jutaan Alien
Ada sesuatu yang menggelitik ketika saya membaca salah satu buku
yang sekarang sedang happening dan
menjadi best seller di berbagai toko
buku. Salah satu karya Mark Manson dengan judul yang sama menggelitiknya yaitu Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat;
Pendekatan yang Waras Demi Menjalani Hidup yang Baik. Sekilas saja, ketika
saya membaca judulnya terlintas beberapa pikiran seperti: “Jadi... bersikap bodo
amat itu tergolong seni?” atau “Kalau gitu, orang yang gak bersikap bodo amat
berarti gak waras?”, dan segala macam pikiran yang menarik diri untuk melongok
apa isi buku ini hingga bisa jadi best
seller.
Awalnya saya penasaran kenapa buku ini punya tema dan judul yang
agak nyeleneh seakan
menjungkirbalikkan fakta dari para motivator-motivator kondang yang sering
muncul di TV atau dengan buku-bukunya yang bisa mencapai harga sangat mahal
yang melulu mengajak manusia-manusia yang mentalnya terpuruk untuk berpikir
positif. Namun akhirnya semua pertanyaan saya terjawab hanya dengan membaca
beberapa halamannya saja. Manson hanya membukakan jalan bagi pemikiran kita
agar bisa menerima diri kita apa adanya.
Disadari atau tidak seringkali kita selalu mengejar apa yang
menjadi ‘ideal’ bagi kebanyakan manusia tanpa melihat kapasitas kemampuan kita
apakah mampu untuk mencapainya atau tidak. Sebagai contoh, orang bilang menjadi
PNS itu adalah sesuatu yang membanggakan karena bisa menjamin hidup. Lalu si A,
si B, si C, sampai si Z berbondong-bondong ingin menjadi PNS agar memenuhi
harapan semua orang. Namun, satu hal yang terkadang luput dari pemikiran semua
orang yaitu apakah si A, si B, si C, sampai si Z merasa nyaman dan bahagia
ketika memperjuangkan mimpi samarnya untuk jadi PNS? Padahal nyatanya si A
lebih senang melukis ketimbang kerja terikat seperti PNS, si B juga lebih
senang membuat kue ketimbang menghabiskan waktu berjam-jam di kantor, atau si C
lebih senang kerja travelling, sampai
si Z yang senang berkhayal sambil menulis buah pikirannya di blog. Kesenangan
si A sampai si Z nyatanya kontradiksi dengan jenis pekerjaan menjadi PNS.
Lantas kenapa si A sampai si Z lebih memilih menjadi PNS?
Manusia seringkali merasa khawatir tentang bagaimana pandangan
orang lain terhadap dirinya. Mereka seringkali malu dan tidak mau menjadi alien
di antara jutaan manusia, akibatnya mereka sering menekan diri untuk sebisa
mungkin menjadi sama, setara, dan seideal mungkin menurut pemikiran manusia
lain. Hal ini lambat laun menjadi salah satu penyebab penyakit psikologi yang
dinamakan stres karena tidak mampu memenuhi ekspektasi orang lain lantas dia
sulit menerima realita yang tengah terjadi.
Ada banyak buku yang membahas tentang bagaimana berpikir positif
dapat mempengaruhi hidup seseorang. Ini memang bukan isapan jempol semata
karena nyatanya para pelakon yang sudah melakukan hal itu sebagian besar
hidupnya berubah. Namun, kembali lagi tidak semua yang orang pikir positif pasti
bernilai positif juga bagi orang lain, atau yang orang pikir negatif pasti
bernilai negatif juga bagi orang lain. Dunia ini dipenuhi dengan relativitas,
artinya pandangan seseorang terhadap segala sesuatu pasti berbeda. Tentu banyak
hal yang membuat paradigma satu orang dan orang yang lainnya berbeda, misalnya
budaya, lingkungan, atau pendidikan.
Menilai dari hal tersebut, saya berpikir betapa melelahkannya
hidup dengan berusaha memenuhi ekspektasi orang lain. Seperti kata Manson, bersikaplah bodo amat! Jangan terlalu
memaksakan diri untuk menjadi sama dengan orang lain. Terima diri kita apa
adanya, karena betapa pun banyaknya hal buruk dalam diri itulah diri kita yang
sebenarnya. Jika dulu sering berpikir tidak mau jadi alien di antara jutaan
manusia, sekarang cobalah berpikir bisa jadi kitalah manusia di antara jutaan
alien.
Komentar
Posting Komentar